Langsung ke konten utama

Guntur


Pukul dua lewat lima belas menit. Biasanya dia sudah keluar dari kelasnya. Lebih tepatnya dari gedung A, gedung khusus mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Bersama teman-temannya, ia menuju Kantin Teknik. Seperti biasa.

Aku mengenalnya sejak masih berstatus mahasiswa baru. Saat itu kami masih sama-sama mengenakan seragam putih hitam, memakai name tag ala-ala. Satu yang tidak berubah darinya dari dulu hingga kini. Senyum hangatnya.

Namanya Guntur, entah nama lengkapnya siapa. Aku hanya tahu dia sekenanya. Tapi yang aku tahu, ia berstatus mahasiswa baru sama denganku, 2017. Jurusan teknik mesin, program studi teknik mesin. Aku sendiri juga bukan salah satu orang yang spesial, apalagi baginya. Hanya seorang mahasiswi program studi Jurnalistik, di kampus Politeknik Negeri Jakarta, kampus perjuangan kami bersama.  

Saat itu aku baru selesai pulang kuliah. Bersama teman-temanku aku menghabiskan makan siang di Kantin Teknik. Yah.. sekalian. Sekalian curi-curi pandang untuk sesekali menatapnya. Senyumnya yang hangat selalu membuatku ketagihan. Ketagihan untuk terus menatapnya. 

Aku tidak tahu apakah dia mengenalku atau tidak. Aku juga tidak berharap lebih. Aku tidak peduli. Yang terpenting, saat ini aku bisa menatapnya, walau hanya dari kejauhan. Melihat senyumnya, walaupun ia tersenyum bukan karena diriku. Melihat senyumnya seakan menjadi obat mujarabku dalam penyakit apapun. Siang terikpun tidak terasa jika sudah melihatnya. Sekadar melihatnya. 

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika suatu saat nanti ternyata dia merasa bahwa selama ini aku memerhatikannya. Mungkin tidak terlalu sering, tapi jika ada kesempatan untuk menatapnya, aku selalu menatapnya walaupun hanya sesaat.

Tapi ada yang aneh hari ini. Tidak seperti biasanya dia terlihat sibuk bersama teman-temannya, membagikan pamflet. Tiba-tiba dia menghampiriku. Bukan aku. Lebih tepatnya meja yang aku tempati bersama teman-temanku di Kantin Teknik.

“Dateng ya!”

Hanya itu yang ia katakan sembari memberikan pamflet itu kepadaku dan teman-temanku. Pamflet yang berisi acara musik yang diadakan UKM-nya. Ada satu fakta baru yang kuketahui tentang dia kali ini. Dia merupakan salah satu anak UKM musik. Pantas saja setiap kali di kantin bersama teman-temannya, dia selalu terlihat membawa gitar dan bernyanyi bersama teman-temannya.

Hari itu hari Sabtu, pukul 1 siang. Aku bersama teman-temanku akhirnya ke kampus. Demi menonton acara UKM-nya. Sebenarnya aku memang ada keperluan lain, tapi aku menyempatkan diri untuk melihat pertunjukkannya. Dan ternyata benar. Ada dia. Bersama senyum hangat khasnya.

Acara sudah setengah jalan ketika aku datang. Ada dia sedang bermain gitar. Sampai akhirnya saat itu tiba. Dia melihatku. Tersenyum. Dunia seakan berhenti selama beberapa saat. Untuk pertama kalinya, ia tersenyum padaku. Padaku. Senyuman khasnya. Senyuman yang selalu membuat hati ini terasa terisi kembali. Senyuman yang akhirnya ia tujukan padaku. Bukan pada teman-temannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang Suksesnya Reklamasi

sumber foto: tirto.id  Arti kata reklamasi sendiri adalah proses pengurukan kawasan air (laut, sungai, danau) hingga menjadi sebuah daratan yang baru. Reklamasi merupakan hal yang biasa dan sudah banyak dilakukan negara-negara di seluruh dunia. Reklamasi biasanya dilakukan dengan berbagai alasan dan kepentingan dari suatu negara itu sendiri. Bagaimana kelanjutan Reklamasi Teluk Jakarta ? Menurut Modul Terapan Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai (2007), menjadikan kawasan berair yang rusak dan belum termanfaatkan untuk menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik juga bermanfaat. Daratan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk perindustrian, bisnis, perkotaan, kawasan pengelolaan limbah dan lingkungan terpadu, dan yang lainnya. Salah satu contoh hasil reklamasi yang sukses di Indonesia adalah Taman Impian Jaya Ancol . Ancol merupakan salah satu hasil reklamasi yang awal dibuat pada tahun 1954 dan selesai pada tahun 1968. Jakarta Lebi...

Lebih Dekat dengan Pasar Depok Jaya

Sore hari itu tidak seperti sore-sore hari sebelumnya. Tak seperti biasanya aku mengunjungi pasar tradisional yang berada di Depok, Jawa Barat. Pasar Depok Jaya namanya. Berlokasi di Jalan Nusantara, Pancoran Mas kota Depok ini terlihat besar dari pinggir jalan raya. Warna dasarnya kuning, megah dan juga tertata, merupakan secercah cuplikan yang terlihat pada pasar tradisional yang cukup besar ini. Meskipun termasuk dalam pasar tradisional, Pasar Depok Jaya merupakan pasar yang bersih dan tertata. Jam buka dari jam 6 hingga malam hari, Pasar Depok Jaya seakan selalu padat akan pengunjung. Dari luar, pasar ini terlihat megah dengan tukang becak di setiap sisinya. Parkiran yang di sediakan di depan pasar pun terlihat rapi. Sebelum masuk ke parkiran, aku membayar tiket karcis masuk yang harganya termasuk pas untuk parkir motor seperti biasanya. Aku memasuki area dalam pasar, terdapat jejeran toko-toko alat tulis di depan mataku. Di bagian depan tepat pada pintu masuk ...

Memiliki Rambut Sehat dan Indah

Di zaman sekarang ini, semua orang baik pria maupun wanita sangat memerhatikan penampilan fisiknya, terutama rambut. Rambut merupakan mahkota utama bagi setiap orang.  Rambut sehat dan indah menjadi dambaan setiap insan karena memiliki rambut yang indah dapat menarik perhatian lawan jenis. Di samping itu, memiliki rambut yang sehat dan indah merupakan suatu kepercayaan pada diri sendiri. Tak jarang banyak salon dan tempat-tempat kecantikan berlomba-lomba menawarkan perawatan rambut. Banyak wanita yang akhirnya tergiur dengan iklan-iklan yang mengiming-imingi hasil rambut yang sehat dan indah. Hasilnya, tidak sedikit wanita yang malah mendapat hasil rambut yang 180 derajat kebalikannya. Sebenarnya, memiliki rambut yang sehat dan indah dapat diperoleh dengan cara melakukan perawatan sendiri di rumah dengan cara yang sangat praktis. Bagaimana cara agar rambut terus sehat dan indah? Simak ulasannya di bawah ini! Keramas dengan Teratur Keramas dengan teratur, dilak...